Ar-raihan

Ar-raihan

Ar-raihan

Ar-raihan

Posted by Hardiknas 2011 | Kamis, 21 April 2011 | 0 komentar

Sudah menjadi tradisi bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya disektor pendidikan memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) setiap tanggal 2 Mei. Hari pendidikan Indonesia dideklarasikan sebagai kegiatan formal yang merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Ditetapkannya tanggal 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional tentu tidak lahir dengan sendirinya, ataupun suatu kebebasan untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar yang diberikan secara sukarela oleh seseorang, suatu kelompok atupun golongan. Perkembangan masyarakat seiring perkembangan praktek sosialnya mendorong semangat rakyat yang begitu kuat untuk memajukan budaya bangsanya tanpa diskriminasi dan penidasan atas kekuatan manapun.
Pendidikan yang secara hakiki dapat memajukan taraf berfikir rakyat untuk dapat merubah keadaan disekitarnya dan untuk memajukan budayanya. Pada penindasan kolonial belanda hanya dijalankan oleh pemerintah kolonial untuk anak bangsawan dan priyayi selaku sekutu terpercayanya dalam memperkuat dominasi dan jajahannya di Nusantara. Tujuannya untuk mencetak tenaga-tenaga intelektuil yang terampil untuk mengisi pos-pos administrasi berdasarkan kebutuhannya (Kerajaan Kolonial) yang akan dipekerjakan sebagai tenaga administrasi didalam kerajaan, pabrik-pabrik maupun perkebunan yang dikuasai dan terus dikembangkan di Nusantara.
Dibukanya sekolah-sekolah untuk menciptakan tenaga-tenaga administratif kerajaan kolonial di Nusantara telah banyak pula melahirkan intelektuil yang progressif dan ikut ambil bagian dalam perjuangan rakyat pribumi. Sekolah-sekolah semakin banyak dibuka terutama dalam program “Politik Etis” yang kemudian dikenal dengan “Politik Balas Budi” oleh Kolonial Belanda yang salah satu isinya adalah program Edukasi atau pendidikan yang sesungguhnya samasekali tidak memiliki perspektif untuk memajukan budaya dan mengembangkan taraf berfikir masyarakat pribumi. Hal tersebut terbukti dengan kerasnya diskriminasi yang dilakukan oleh kolonial dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut yang tidak dapat diakses secara luas oleh seluruh rakyat pribumi.
Dengan kenyataan demikian tidak pernah menyurutkan upaya dan perjuangan keras kaum intelektuil dan terpelajar bersama rakyat untuk membuka kembali sekolah-sekolah rakyat diberbagai daerah. Upaya-upaya tersebut dipelopori oleh banyak tokoh intelektuil dan terpelajar di Nusantara, salah satunya adalah Raden Mas Soewardi atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Dalam perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara untuk memperjuangkan pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai rintangan, terutama tindakan semena-mena dari penjajah Belanda yang tidak memberikan anak-anak Negeri mengenyam Pendidikan. Upaya-upaya yang dilakukan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan Pendidikan pada saat itu merupakan bentuk kepeduliannya terhapat Rakyat Indonesia, dan hal itu yang menjadi pedoman utamanya untuk membebaskan Rakyat dari jeratan penjajahan Kolonial Belanda.

Leave a Reply